Tugas Prakarya KOMODITAS TERNAK KESAYANGAN 27 Maret 2021 (Zahra Nur Rahmawati/8f/30)
Komoditas Ternak Kesayangan Yang Dapat Dikembangkan di Wilayah Setempat
1.Kelinci
Kelinci merupakan komoditas ternak yang jarang terekspos di kalangan masyarakat sebagai produk olahan daging. Daging kelinci memiliki kandungan protein tinggi 20,80 % dan lemak rendah 10,20 %, dengan demikian daging kelinci digadang-gadang menjadi alternatif penyedia daging sehat di Indonesia.
Seperti dilakukan Masyhuri Azhar, peternak kelinci asal Desa Bumiaji, Kota Batu Jawa Timur yang sudah mulai mengembangkan budidaya kelinci sejak lima tahun silam. Ia menuturkan alasannya memilih budidaya kelinci pedaging karena belum banyaknya kompetitor. Belum adanya pesaing dari perusahaan besar, sehingga mantap mengembangkan budidaya ternak kelinci. Ditambah saat ini, masyarakat telah sadar akan gizi yang baik untuk dikonsumsi.
“Artinya kalau daging kelinci kadar proteinnya lebih tinggi daripada daging broiler (ayam pedaging), sapi dan juga kambing. Kontrol pemeliharaannya pun lebih mudah dibandingkan dengan komoditas lainnya. Semakin banyak masyarakat sadar akan gizi yang baik, otomatis permintaan semakin tinggi. Yang ingin beternak pun semakin banyak,” terang pria yang akrab disapa Huri kepada TROBOS Livestock.
Diawali dengan memelihara kelinci lokal sebanyak 20 ekor pada Maret 2015, Huri pun mulai beralih ke kelinci pedaging pada 2015. “Baru 2015 mulai beternak kelinci pedaging dengan populasi 16 ekor yang terdiri dari 8 jantan dan 8 betina,” jelasnya.
Seiring perkembangan waktu, populasi kelinci yang dimiliki Huri saat ini sebanyak 502 ekor, yang terdiri dari 20 ekor pejantan, 146 ekor induk betina, 84 ekor kelinci berumur 3 – 5 bulan dan 252 ekor kelinci lepas sapih. “Lokasi kandang yang sekarang ini merupakan lokasi yang ketiga, sebab kandang sebelumnya hanya muat untuk 100 ekor kelinci. Sedangkan disini lahannya lebih luas yaitu 800 meter, rencana ke depan akan diisi 1000 ekor kelinci,” ungkap pria yang mempunyai Azhar Farm Indonesia ini.
2.Sarang Burung
Beberapa komoditas masih eksis di tengah pasar internasional pada situasi pandemi seperti saat ini. Salah satunya sarang burung walet.
Musyaffak Fauzi, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya, mengatakan, sarang burung walet merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia, dan hampir 80 persen kebutuhan sarang walet China dipasok dari Indonesia. Hal ini diungkap Musyaffak, pada acara sosialisasi perkarantinaan kepada media massa, di Hotel Bumi Surabaya, Selasa (23/3/2021).
Di tempat yang sama, Cicik Sri Sukarsih, Kepala Bidang Karantina Hewan mengatakan, saat ini pasar sarang burung walet di China sedang tinggi. Banyak masyarakat percaya bahwa dengan mengkonsumsi sarang burung walet dapat meningkatkan imunitas tubuh.
“Sekarang sarang burung walet itu pasarnya meningkat di China karena meyakini dengan makan minum sarang burung wallet bagus untuk kesehatan, seperti meningkatkan sistem imunitas tubuh. Selain itu sarang walet memiliki kandungan anti oksidan dan kolagen tinggi yang dipercaya membuat kulit awet muda,” jelasnya
Bisnis sarang burung walet ini tentunya sangat menggiurkan karena nilai ekonomisnya sangat tinggi.
3.Hamster
Hobi memelihara hamster kini kian digemari anak-anak di Kota Cirebon, meski sebagian orang merasa jijik dengan hewan yang mirip tikus ini. Bagi yang hobi merawat hewan peliharaan, hamster merupakan salah satu jenis hewan yang lucu, selain dari bentuk dan bulunya, aksi unik hamster ketika beratraksi di dalam kandang dengan aneka mainannya cukup memberikan hiburan. Rini Oktavia salah satu belia di Kota Cirebon yang memiliki hobi memelihara hamster mengatakan hampir 2 tahun dirinya telah memelihara hamster, bahkan dari 1 pasang hamster yang Ia pelihara, telah beranak-binak. "Ketika beranak, hamster memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki hewan peliharaan lain," katanya, Senin (20/8). Rini menuturkan pada saat hamster beranak, diupayakan agar anak-anak hemmster tidak disentuh oleh tangan. "Kalau anak hamster terkena sentuhan manusia, induk hamster nantinya akan menggigit anak-anaknya sendiri hingga mati," ujarnya. Setelah semua anak hamster mati tambah Rini, nantinya induknya pun akan mati dengan sendirinya. "Tiap beranak, hamster bisa melahirkan anak 3-4 ekor," ujarnya. Rini menambahkan mudahnya perawatan hamster dan bulu yang lucu di badannya, membuat anak-anak khususnya anak perempuan di Kota Cirebon, senang memelihara hamster, bahkan Rini mengaku awalnya merasa jijik, namun karena melihat teman-teman di sekolahnya banyak yang memelihara hamster, akhirnya Rini memutuskan memelihara hamster juga. Hamster di Kota Cirebon kebanyakan dijual di Pasar Kanoman Kota Cirebon, di jejeran penjualan aneka hewan ternak. Harga hamster 1 pasang untuk jenis beruang (hitan-putih) seharga Rp15.000, sedangkan untuk warna putih murni dijual Rp50.000-Rp75.000 per pasang (jantan-betina). Selain menjual hamster, makanan dan kandang pun banyak tersedia di Pasar Kanoman. Makanan yang paling disukai hamster adalah biji bunga matahari (kwaci), namun bukan kwaci untuk manusia yang sudah berasa asin, namun kwaci khusus untuk pakan hamster.
4.Ayam Hias
Berdasarkan tampilan dan peruntukannya, ayam hias dapat dikategorikan dalam beberapa kategori. Pertama, ayam unik yang dinikmati suaranya seperti ayam bekisar, ayam ketawa, ayam pelung, dan ayam kokok balenggek. Jenis ayam ini merupakan ayam yang sering mengikuti berbagai kontes. Kedua adalah ayam yang memiliki keunikan dari segi bentuk dan tampilannya, seperti ayam kate, dan ayam ekor panjang. Ketiga adalah ayam yang memiliki keunikan dari segi eksotisnya warna bulu, contoh tipe ini adalah ayam cemani dan ayam pheasant. Keempat adalah ayam yang memiliki keunikan dari perilakunya, seperti ayam hutan.
Perkembangan ayam hias
Berbicara tentang perkembangan ayam hias, semua narasumber yang Poultry Indonesia wawancarai mengatakan bahwa ayam hias mengalami perkembangan yang baik dan cukup signifikan. Jika dilihat dari pertumbuhan, dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, baik dari jumlah penghobinya, jumlah anggota di komunitas, sampai jumlah permintaan akan ayam hias yang terus bertambah.
Menurut salah satu penghobi ayam ketawa asal Bekasi yang juga anggota komunitas P3AKSI (Persatuan Penggemar dan Pelestari Ayam Ketawa Seluruh Indonesia), Asep Purnama mengatakan bahwa sejak kiprahnya beternak ayam ketawa dari tahun 2010, ayam ketawa perkembangannya sangat pesat.
Menurut Asep, ayam yang berasal dari Sidrap, Sulawesi Selatan ini banyak dipelihara karena keunikan suara kokoknya yang menyerupai orang ketawa. Suara yang dikeluarkan pun bervariasi ada yang seperti musik slow, seperti musik dangdut, seperti musik disko atau orang biasa menyebutnya suara ‘gretek’ atau ‘ngekek’, hingga seperti suara ‘lampir’ atau ‘kunti’.
Sementara itu untuk kontes sendiri secara umum kokok ayam ketawa dikatakan bagus atau berkualitas bila memenuhi unsur 7M. Istilah 7M tersebut adalah Malibbu (bulat), Malappa (senggang/lambat), Mattutu (berpenutup), Mappacing (bersih), Maloga (powerfull), Mattete (stabil), dan Makareso (pekerja keras/rajin).
Asep mengatakan untuk harga ayam ketawa sendiri bervariasi, tergantung dari umur hingga jenis suara. Umur 1-2 bulan harganya berkisar antara Rp150.000-300.000 per ekor untuk jenis gretek, dangdut dan ayam standar. Untuk jenis suara slow atau durasi, umur 1-2 bulan harga dikisaran Rp500.000-1.000.000 per ekor sesuai kualitas indukannya dan untuk usia remaja sampai dewasa sesuai kualitas suaranya, jenis gretek hanya berkisar antara Rp350.000-Rp500.000. Jenis dangdut berkisar antara Rp700.000-1.000.000 per ekor, dan suara slow berada di kisaran harga Rp1.500.000 – 2.500.000 per ekor.
5.Reptil
Hingga Ke Jerman Dan Jepang, Ekspor Reptil Dari Bali Kembali Menggeliat.Denpasar(16/1)- Kelesuan perekonomian sebagai dampak dari pandemi Covid-19 terasa hampir ke semua bidang. Saat ini masyarakat harus bersabar dan mampu melihat celah yang bisa dimanfaatkan untuk mengumpulkan rupiah demi kelangsungan hidup.
“Lesu bukan berarti diam ditempat,” ungkap Widi, eksportir reptil dari Bali yang kembali menerima pesanan dari Jerman dan Jepang. “Reptil-reptil ini sebagai hiburan bagi beberapa masyarakat yang sudah mulai jenuh berada di rumah,” tambahnya saat mengenalkan beberapa reptil yang akan diekspor.
Sekitar 911 ekor reptil seperti ular, kadal, iguana dan juga kodok diperiksa kelengkapan administrasi dan kesehatan oleh pejabat karantina Denpasar sebelum diekspor. Total nominal ekspor reptil ini mencapai 343 juta rupiah.
“Karantina Denpasar akan terus mendampingi dan mendorong ekspor untuk membangkitkan perekonomian dalam negeri, baik dari penambahan jumlah eksportir, volume, frekuensi, jenis komoditas dan tentu juga negara tujuan harus kita tambah, “ ungkap Terunanegara Kepala Balai Karantina Denpasar.
Peningkatan ekspor merupakan suatu upaya untuk memberikan nilai lebih atas produksi petani sehingga selain ada peningkatan devisa untuk negara juga akan menjadi suntikan vitamin untuk para petani dalam berproduksi.
Komentar
Posting Komentar